SELAMAT DATANG DI KLINIK PSIKOLOGI
(dikelola oleh Niki N. Fitri K.W, Psikolog)

Kami menyediakan jasa layanan Konsultasi Psikologi, Assesmen Psikologi dan Psikoterapi.

Dan bagi yang ingin mengkonsultasikan seputar permasalahan psikologis secara gratis, silahkan kirim permasalahan anda berikut data diri lengkap melalui email; niki.n.fitri@gmail.com (tanpa data diri lengkap tidak dilayani)

Untuk konsultasi dan layanan lebih lanjut anda dapat menghubungi : 021-70694562


CONSULTANT PARTNER


PELATIHAN SINGKAT "BE READY TO WORK"

Pelatihan untuk kesiapan siswa/mahasiswa/umum menghadapi dunia kerja sesungguhnya.
( Rutin setiap Sabtu minggu ke 4)

Pokok bahasan :
1. Mengenal profile kepribadian
2. Meningkatkan kepercayaan diri
3. Tip membuat surat lamaran & CV yang menjual
4. Kiat menjawab dalam interview
5. Cara mengerjakan psikotes yang benar

Biaya:
50.000/siswa
75.000/mahasiswa
100.000/ umum

Dengan mengikuti pelatihan ini anda sekaligus menjadi member data kandidat perusahaan kami selama 1 tahun.


Segera daftarkan diri anda ke:
Global Consulting
tlp/fax. 021-70694562
email : hr.service@g-tekno.com




25 November 2010

Hukuman negosiasi lebih efektif untuk anak

Oleh Niki N. Fitri,Psi

Kebanyakan para ortu menghukum anak tanpa syarat. Ayah atau Bunda langsung menentukan hukuman dan tidak memberi kesempatan pada anak untuk memilih atau menjelaskan kenapa ia harus dihukum."Kalo kamu tidak segera mandi, nanti Bunda pukul, loh". Padahal ini salah besar karena tanpa sadar kita membiarkan anak-anak kita belajar kekerasan baik lewat kata-kata ataupun tindakan. 

Tahukah ayah bunda hukuman menjadi efektif bila ada negosiasi. Si kecil akan tahu konsekuensi di depan, bila tidak melakukan X kemungkinannya Y.Konsekuensipun kesannya dua arah, sehingga anak punya andil dan paham kalau dia tidak melakukan sesuatu, dia akan mendapatkan ini.Misalnya anak mau belajar makan sendiri, negosiasinya ia tidak boleh membawa piring sambil berlari. Kalau tetap melakukannya nasi akan berceceran. Nah ajak ia mengambil nasi yang tercecer, itu sudah merupakan hukuman bagi dia. Dalam mendidik anak amat disarankan untuk menggunakan reward daripada punishment.

Punishment juga berarti mengambil hak si anak, yang tadinya boleh jadi tidak boleh. Sebaiknya berilah anak alternatif sehingga ia memiliki sesuatu untuk dapat dilakukan. "Karena tadi kakak memukul adek sampai menangis, maka sore ini kakak nggak boleh main sepeda, tapi boleh menggambar di kamar!". Dengan demikian si anak tahu kenapa ia dilarang main sepeda.
Sesekali boleh saja mengabulkan keinginan si kecil dengan catatan tetap dengan negosiasi. Jika si anak bersikeras ingin makan coklat di malam hari, sementara kita tahu dapat merusak giginya. Ayah/bunda bisa katakan, " Baik, kakak boleh makan coklat, tapi setelah itu sikat gigi dan kumur agar gigi kakak tidak rusak". Dengan begini akan membuat anak tahu bahwa pendapatnya dihargai namun dengan konsekuensi.

Lakukan konsekuensi secara konsisten, ketika si anak melakukan kesalahan segera beri konsekuensinya. Prinsipnya adalah ada sebab ada akibat atau ada aksi ada reaksi.
Jika aksi ditambah reward maka akan menjadi penguat bagi anak untuk mengerjakan lebih baik lagi , sementara aksi yang ditambah punishment diharapkan tidak menimbulkan reaksi kembali.
Jika reward dan punishment hanya datang kadang-kadang saja akan membuat anak bingung, maka ayah/bunda lakukanlah dengan konsisten. Tentu saja hal ini butuh waktu dan kesabaran. tapi  demi si buah hati tak ada yang sia-sia.. selamat mencoba Ayah & Bunda...
sumber: nakita