SELAMAT DATANG DI KLINIK PSIKOLOGI
(dikelola oleh Niki N. Fitri K.W, Psikolog)

Kami menyediakan jasa layanan Konsultasi Psikologi, Assesmen Psikologi dan Psikoterapi.

Dan bagi yang ingin mengkonsultasikan seputar permasalahan psikologis secara gratis, silahkan kirim permasalahan anda berikut data diri lengkap melalui email; niki.n.fitri@gmail.com (tanpa data diri lengkap tidak dilayani)

Untuk konsultasi dan layanan lebih lanjut anda dapat menghubungi : 021-70694562


CONSULTANT PARTNER


PELATIHAN SINGKAT "BE READY TO WORK"

Pelatihan untuk kesiapan siswa/mahasiswa/umum menghadapi dunia kerja sesungguhnya.
( Rutin setiap Sabtu minggu ke 4)

Pokok bahasan :
1. Mengenal profile kepribadian
2. Meningkatkan kepercayaan diri
3. Tip membuat surat lamaran & CV yang menjual
4. Kiat menjawab dalam interview
5. Cara mengerjakan psikotes yang benar

Biaya:
50.000/siswa
75.000/mahasiswa
100.000/ umum

Dengan mengikuti pelatihan ini anda sekaligus menjadi member data kandidat perusahaan kami selama 1 tahun.


Segera daftarkan diri anda ke:
Global Consulting
tlp/fax. 021-70694562
email : hr.service@g-tekno.com




01 Juni 2010

Menghadapi Atasan Sok Pintar

Oleh Niki N. Fitri,Psi
Dalam peraturan hubungan kerja (plesetan) ada 3 (tiga) ayat yg sering diucapkan karyawan yang frustasi menghadapi Atasannya, salah satunya berbunyi, "bahwa Atasan tidak pernah salah". Atasan sok pintar lebih sering ditemui dibandingkan bawahan yang sok pintar, apalagi jika atasan adalah juga pemilik perusahaan.
Lalu bagaimanakah agar karyawan bisa tetap exis dan bisa berkarir dengan kondisi tersebut? Adalah tidak mungkin bukan, kalau karyawan harus terus berpindah kantor  mencari atasan yang legowo dan memahami bawahannya, sementara mencari kerja yang sesuai di era sekarang ini bak mencari jarum dalam sekam.
Sayapun  beberapa kali pernah merasakan hal ini..anda juga bukan? jengkel, marah dan stress rasanya karena atasan hanya mau menerima masukan/saran yang sesuai keinginannya. Tipe atasan seperti ini saya golongkan sebagai atasan yang "gak PD" karena ia hanya mencari dukungan dan pembenaran atas gagasan/aturan yang akan di tetapkan. Baiklah, sepertinya tidak baik kalau kita bicara yang negatif saja tentang seorang atasan karena sebenarnya masih banyak juga koq atasan sekaligus owner yang "baik hati dan gak sombong".

Kembali ke topik kita tentang atasan yang sok pintar, bagaimana menghadapinya?
Kenali kepribadiannya
Hal yang pertama yang tidak boleh kita lalaikan adalah mengenal lebih dalam sosok atasan kita. Kebiasaan prilakunya, kesenangannya/hoby, harapan-harapannya, temperamennya, karakternya, dan termasuk juga hal-hal yang tidak disukainya. Berbekal pengetahuan kita tentang profile atasan, cobalah untuk memahaminya sehingga trans komunikasi yang dihasilkan nantinya lebih terbuka. contoh: bila anda melihat adanya gap kerja dua atau lebih karyawan dan memutuskan untuk melakukan perombakan jobdesc. Tentu bila anda memahami atasan anda, maka insyaAllah saat mengajukan perombakan tersebut beliau akan mendukung dan menghargainya, karena anda tahu cara dan waktu yang tepat untuk membicarakannya.

Bicaralah dengan data yang konkrit
Persiapkanlah selalu data-data yang jelas, konkrit dan actual semua hal yang berhubungan dengan jobdesc anda sebelum anda memenuhi panggilan atasan anda. Seorang atasan tentu ingin tahu apa saja yang telah anda lakukan dan seberapa maksimal anda telah menggunakan kemampuan anda untuk kemajuan perusahaan. Jika anda mampu menjawab dan memberikan alasan yang mendasar tentu atasan akan mempertimbangkan kemajuan karier anda. Beliau tidak ragu untuk mempercayakan bisnis dan memberikan wewenang lebih besar kedepannya.

Tampilkan sikap tegas dan percaya diri
Anda harus tampil meyakinkan dan percaya diri karena telah diterima memegang jabatan tertentu di perusahaan tersebut. Anda harus yakin dapat menyelesaikan setiap masalah yang berhubungan dengan job anda. Jauhkanlah kata-kata negatif dan tidak pasti seperti: mungkin, kita lihat nanti saja, barangkali, saya ragu,dll. , karena hal ini akan sangat mempengaruhi pikiran dan tindakan anda. Bila saja atasan anda melihat tanda-tanda tersebut pasti beliau kecewa telah merekrut anda dan bisa jadi meremehkan anda, selanjutnya matilah karier anda di perusahaan tersebut.

Bekerja Profesional
Profesional berarti pertama; ada keahlian,keterampilan,kompetensi dalam mejalankan pekerjaan, kedua; ada komitmen moral yang serius dan ketiga; bekerja untuk mendapatkan nafkah.(mengutip tulisan Andrias Harefa)
Bila anda telah memiliki minimal 3 hal diatas dapat dikatakan anda telah bekerja profesional, lalu bagaimana dengan perusahaan dan juga atasan tempat anda bekerja... sudah profesionalkah?
Perusahaan yang profesional berarti memiliki visi dan sasaran yang jelas..memiliki etika bisnis/kerja  yang baik dan karyawan yang memiliki etika kerja, yang menghargai martabat manusia sebagai manusia. Bagaimana dengan atasan anda? apakah benar sok pintar? Jika demikian halnya tetaplah bekerja profesional sehingga kelak andalah yang akan menggantikan posisi atasan anda, karena yang menilai anda bukan hanya atasan tapi lingkungan kerja anda.
Percayalah dizaman sekarang ini sulit mencari orang yang memiliki profesionalisme yang tinggi. Jika anda orangnya jangan takut di pecat, jangan takut kehilangan pekerjaan, karena ratusan perusahaan menunggu lamaran kerja anda...